Ibu Kota Negara Mau Pindah? Ini Nih Gambaran Ibu Kota Baru Nanti
Selasa, Maret 03, 2020
Ketika Agustus 2019
lalu Presiden Jokowi mengumumkan tentang ibu kota negara yang akan pindah ke
Provinsi Kalimantan Timur, aku tuh excited
banget. Sebagai warga Jakarta saat ini, terus terang aku mulai merasakan
lelahnya menghadapi kepadatan ibu kota negara saat ini. Setiap mau keluar rumah
aku harus berpikir keras, harus berangkat jam berapa agar bisa sampai tepat
waktu. Tapi berangkat terlalu pagi juga bikin repot, banyak yang harus
dipersiapkan terlebih dahulu. Itu pun artinya aku tetap harus menikmati
kemacetan Jakarta.
sumber gambar : Pixabay |
Mungkin masih banyak
yang bertanya-tanya, kenapa sih ibu kota negara itu harus pindah? Nah ini dia
beberapa alasan kenapa ibu kota negara sebaiknya pindah.
1. Mengurangi
beban Jakarta dan Jabodetabek
2. Mendorong
pemerataan pembangunan ke wilayah Indonesia bagian Timur
3. Mengubah
mindset
pembangunan dari Jawa Centris menjadi Indonesia Centris
4. Memiliki ibukota negara yang
mempresentasikan identitas bangsa, kebhinekaan dan penghayatan terhadap
Pancasila
5. Meningkatkan pengelolaan
pemerintah pusat yang efisien dan efektif
6. Memiliki ibukota yang
menerapkan konsep smart, green, and beautiful city untuk meningkatkan kemampuan daya saing (competitiveness) secara regional maupun
internasional
Cukup kuat bukan
alasan pemerintah memutuskan kenapa sebaiknya ibu kota negara Republik
Indonesia ini pindah. Aku sih setuju dan mendukung. Hanya tentunya kita semua
bertanya-tanya, seperti apa nanti bentuk ibu kota negara Indonesia yang baru
ini. Jangan sampai kejadiannya sama seperti Jakarta, berakhir dengan kemacetan
dimana-mana.
Rabu, 26 Februari 2020
kemarin, bertempat di Hotel Sultan, aku dan beberapa teman TransMate menghadiri
acara dialog nasional yang bertajuk "Dialog Indonesia: Merajut
Konektivitas Ibu Kota Negara". Acara ini juga dihadiri oleh Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi dan
Pemimpin Harian Kompas, Ninuk Mardiana Pambudy. Penasaran kira-kira seperti apa
sih persiapan untuk ibu kota negara Indonesia yang baru ini? Bagaimana nanti
sarana transportasinya? Lanjutin baca tulisan aku ini ya.
Smart, Integrated, and Sustainable Transportation untuk Ibu Kota Negara Baru
Hal yang paling aku rasa
enggak sanggup menghadapi Jakarta saat ini adalah kemacetannya. Transportasi
umum memang sudah semakin membaik, ada TransJakarta, MRT, KRL, serta metromini
dan mikrolet. Tapi mungkin karena perencanaannya masing-masing, sejauh ini
menurut aku belum sukses mengurangi kemacetan yang ada. Masih banyak yang
memilih menggunakan kendaraan pribadi.
Masalah lain yang masih ada
kaitannya sama kemacetannya adalah soal polusi udara. Kebayang bukan akibatnya
banyaknya kendaraan tadi, kondisi udara di Jakarta saat ini jadi enggak sehat.
Angka polusi cukup tinggi. Bahkan sempat ada masa-masa dimana langit Jakarta
terlihat seperti mendung padahal di musim hujan.
Makanya aku excited ketika tahu kalau untuk ibu kota
yang baru nanti justru memiliki visi sebagai kota pintar hijau dengan teknologi
tinggi: clean energy dan electrical vehicle. Lewat acara dialog
nasional yang berlangsung kemarin, aku jadi tahu beberapa perencanaan yang
menurut aku keren banget.
Sekarang ini sedang
dipersiapkan proses tender Master Plan untuk Ibu Kota Negara. Rencananya target
pindah ke ibu kota negara yang baru akan berlangsung sekitar awal 2024. Acara
dialog nasional ini dibuka dengan proses penandatanganan Nota Kerja Sama antara
Badan Litbang Perhubungan dengan berbagai perwakilan akademisi dan Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang disaksikan langsung oleh Menteri Perhubungan, Budi
Karya Sumadi.
Transportasi Ibukota Negara Baru
Ibu kota negara baru nanti
akan memanjakan para pejalan kaki. Konsepnya ditiru dari negara-negara maju,
yaitu pedestrian yang dirancang leluasa, serta ada pohon-pohon yang bikin
teduh. Selain itu juga rencananya akan bebas dari tiang listrik atau tiang telepon yang
bikin jalanan sempit. Karena semuanya akan dibangun di bawah tanah.
Sebanyak 75% angkutan umum
berbasis listrik dan bahan bakar ramah lingkungan. Sudah tentu ini akan bisa
menghindari tingginya angka polusi udara seperti yang saat ini terjadi di
Jakarta. Nantinya kita hanya perlu berjalan kaki sekitar 10 menit untuk sampai
di halte. Dan meski diperkirakan perjalanan hanya ditempuh dengan kecepatan
sekitar 20 km/jam, tapi dengan maksimal waktu 30 menit, kita sudah akan tiba di
tempat tujuan.
Jakarta sekarang ini sudah
punya KRL, MRT, TransJakarta, serta sebentar lagi LRT. Nantinya di ibu kota
negara yang baru juga akan tersedia konektivitas kereta seperti KRL, MRT,
Subway, dan LRT, konektivitas darat seperti e-bus, e-taxi, e-scooter, dan
e-bike. Untuk sarana transportasi udara juga akan ada Multi Airport System, eco
Airport. Dan yang enggak kalah penting di jalur perairan akan ada water bus,
modern ferry, cargo facilities.
Tentunya agar kondisi lalu
lintas dan angkutan umum bisa terus terkontrol, semua transportasi tadi akan
didukung dengan kecanggihan teknologi, seperti adanya CCTV, smart parking,
e-payment, scheduling, location tracking, control room, dan lain sebagainya.
Keren banget bukan rancangan
Ibu kota negara baru ini? Kok aku malah jadi mupeng ingin ikutan pindah. Eh tapi nantinya konsep kota pintar
hijau dengan teknologi tinggi bukan hanya akan dimiliki oleh ibu kota yang baru
saja. Mengutip kata Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, "Harapannya,
ibu kota baru ini bisa jadi contoh untuk kota-kota lain di Indonesia, bahkan
dunia." Nah kalau kalian sendiri bagaimana? Apakah ada rencana untuk pindah ke Ibu Kota Baru?
0 comment